Jumat, 30 Maret 2018

Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Matakuliah Komunikasi Massa






EMPAT BENTUK AMAL SHALEH

Salah satu keharusan terpenting yang harus diwujudkan oleh setiap mukmin adalah beramal saleh. M.Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur'an menyatakan bahwakata shaleh terambil dari akar kata shaluha yang merupakan lawan dari fasid (rusak). Dengan demikian shaleh diartikan dengan tiada atau terhentinya kerusakan. Shaleh juga diartikan sebagai bermanfaat dan sesuai. Amal saleh adalah pekerjaan yang apabila dilakukan tidak menyebabkan dan mengakibatkan mudharat (kerusakan) atau bila pekerjaan itu dilakukan akan diperoleh manfaat dan kesesuaian.
Selanjutnya, Muhammad Abduh seperti yang dikutip oleh Quraish Shihabb menyatakan bahwa amal saleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan.
Kesalehan bisa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
  1. Kesalehan pribadi, yakni setiap muslim harus memiliki sifat-sifat pribadi yang mulia seperti jujur, amanah, pemurah, pemaaf, tawadhu, sabar, dan sebagainya. Dengan sifat yang mulia itulah seseorang akan bisa berinteraksi, bergaul bahkan bersaudara secara baik dengan sesama manusia. Dalam hadits Rasulullah saw., dinyatakan bahwa pangkal kesalehan pribadi adalah berlaku benar atau jujur karena hal ini akan membawa pada kebajikan (al-birru) yang merupakan perpaduan segala kebaikan (al-khair), Rasulullah saw. bersabda,
Wajib atas kamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu akan membimbing kamu kepada kebajikan dan kebajikan itu akan membimbing kamu kepada surga.” (HR Bukhari)
  1. Kesalehan pada keluarga dalam bentuk memperlakukan dan menjalin hubungan dengan anggota keluarganya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, Rasulullah saw. sangat berlaku baik kepada keluarganya. Rasulullah saw. bersabda,
“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku yang paling baik pada keluargaku.” (HR Ibnu Asakir)
  1. Kesalehan dengan masyarakat atau dengan orang lain diluar diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Al-Qur’an menekankan pentingnya manusia untuk berbuat kebajikan kepada orang lain dengan menghormati, membantu dan ikut memecahkan persoalan serta memenuhi hak-hak yang harus dipenuhi dari diri kita seperti memenuhi janji bila kita berjanji. Allah swt. Berfirman,
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 177)
  1. Berlaku baik kepada binatang dan lingkungan hidup yang merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisah dari kehidupan kita. Binatang harus disayang dan diperlakukan dengan baik, sedangkan lingkungan hidup harus selalu dijaga kebersihan dan kelestariannya. Di antara bentuk contoh kesalehan sosial kepada binatang dan lingkungan hidup adalah dengan menanam pohon buah sehingga disamping lingkungan menjadi lebih asr dan sejuk, buahnya bisa dinikmati oleh binatang dan manusia sehingga manakala dia melakukannya dengan penuh keikhlasan, nilai sedekah akan diperolehnya. Rasulullah saw. bersabda,
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman atau menumbukan suatu tumbuh-tumbuhan, lalu dimakan oleh burung, manusia atau hewan, kecuali ia mendapat pahala sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar